Heloo.. Bawa cerita baru nih dari @Myannaluna semoga suka seperti suka sama LIP ya ;D ini baru permulaan..
"Aku sudah tak punya cinta lagi, namun aku masih punya hati. Hati yang tulus!!" -@Myannaluna.
From heart to heart! Kau hadir dalam hati ku begitu saja. From heart
to heart, aku memohon demi kasih! Kini kau sudah dapatkan pendamping
yang menurutku tak akan bertahan lama. From heart to heart, kali ini aku
yang memohon demi kasih agar aku di tempatkan di sisi mu. Andai
semuanya tak seperti begini, hanya bisa mencintai dalam hati. Tuhan
sunggu ini menyakitkan!! Sangat sakit!! Terlanjur sudah aku jatuh hati
padanya!!
Nama ku Kanaya Luna, sering di panggil Aya. Aku merasa diri ku tidak
cantik namun ntah mengapa semua orang selalu mengatakan bahwa aku ini
cantik dan aku selalu menjawab 'cantik karena aku perempuan.' Dengan
sedikit anggukan kepala. Saat ini aku tengah duduk di atas sebuah atap
gedung mall di kawasan kopo-bandung. Angin kencang menerpa muka ku, aku
hanya memandang kendaraan yang berlalu lang di bahwa ku. Entah mengapa
aku sangat senang sekali memperhatikan dan melihat kendaraan mobil,
motor atau sejenisnya berlalulang di jalan. Ini hoby ku melihat
kendaraan yang melintas di hadapan ku, hoby ini datang saat aku suka
menulis dan mengarang sebuah cerita.
"From heart to heart!! Hati ku hanya untuk mu." Aku bergumam kecil dan tersenyum.
"Kapankah, aku punya mobil semewah itu?" Pertanyaan ku itu sungguh sangat bodoh!! Bodoh sekali!!
"Mimpi itu terlalu indah makanya tuhan tak memudahkan jalan ku." Layaknya orang gila aku selalu berbicara sendiri.
"Kapan dia akan datang dan bernyanyi di sini lagi?" Tanya ku dalam hati.
"Hei.. Angin, sampaikan salam rindu ku untuk ayah, Roffi, dan Ilham
ya? Katakan pada mereka aku sangat menyayangi mereka!!" Berbicara
sendiri itu rasanya menyenangkan.
"Cinta aku buat Roffi tapi hati aku buat Ilham gimana dong? Roffi
atau Ilham? Roffi cinta dan sayang banget sama aku. Tapi Ilham? Dia
tidak mengenal aku. Secara kita gak pernah ketemu dia kan artis hahaha"
"Angin, bisa ya titip salam buat Ilham? Katakan aku selalu merindukan nya!!"
"Roffi dan Ilham itu sama-sama penting dalam hidup aku!! Ku harap
aku bisa memiliki keduanya hahaha." Aku tertawa sendiri mengatakannya.
"Roffi juga cuma masa lalu aja sih! Hahaha." *nah loe maksudnya apa coba?*
"Cinta? Love is? Rasanya aku gak punya cinta lagi deh buat di bagi!!
Cukup aku yang tahu!! Kok kaya lagu aja ya?" Ya, beginilah diri ku
selalu menghibur diri ku sendiri dengan kepolosan, dan ke luguan ku. Aku
menyadari cinta kedua orang tua ku membuat ku trauma akan cinta. Aku
tidak pernah tahu kapan aku bisa memberikan cinta ku pada seseorang,
jujur ku katakan hati ku hanya untuk Ilham seorang.
"Ku harap aku bisa menemukan cinta ku!! Segera!!" Aku tersenyum kecil, ku hela udara segar yang berada di atas gedung ini.
"Ih.. Menutupi pemandangan aku aja deh!!" Kesal ku saat kerudung
yang ku kenankan tertiup oleh angin dan menutupi wajah ku. Aku memang
seorang gadis yang berhijab.
"Kaya udah sore deh, pulang aja ah! Nanti kalau malam pulangnya ibu
pasti marah-marah gak jelas sama aku." Aku beranjak dari tempat ku dan
berjalan menuju anak tangga untuk sampai di dasar lantai.
Nah udah segini dulu ya nanti lanjut kalau pada suka..
By: @myannaluna
Seeuu next time!
Sabtu, 15 Februari 2014
_LOVE IS PAIN_ P13
mau liat yang lebih lengkapnya klik di sini https://www.facebook.com/eddliienx?sk=notes
RCL!!
Cast:
Bisma karisma
Ilham fauzie
Reza anugrah
Rafael Tan
Dicky prasetyo
Rangga moela
Luna
Velita
Kiki
Novit
Ria
Thessa
"Hadapilah apa yang terjadi. Semua takdir sereorang sudah ada yang mengatur! Semuanya punya jalan tersendiri." @MyAnnaluna -
part12
Bisma menatap sendu buku harian Sasa yang ia pegang.
"Bis.." Rafael datang dan duduk di samping Bisma.
"Eh loe Raf. Ada apa?" Tanya Bisma menoleh ke arah Rafael.
"Gak ada apa-apa sih! Gue cuma mau ajak loe. Loe mau ikut gak?"
"Kemana?"
"Kerumah Sasa! malam ini di rumahnya ada tahlilan."
"Buat apa loe kesana Raf?"
"ya gue cuma mau turut berduka cita aja! dan gue ngehargain kiki yang udah ngundang gue buat datang."
"Kiki? siapa dia?"
"Dia kakaknya Sasa. Orangnya baik banget. jadi gimana loe mau ikut gue?"
"nggak!" tolak Bisma.
"Kenapa?"
"Gue gak punya muka buat datang ke sana!"
"Jadi loe ngerasa bersalah?"
Bisma terdiam menunduk.
"Bukannya loe sendiri yang bilang kalau itu takdir! loe sendiri bilang Sasa itu gak berati buat loe! So, kalau loe gak merasa bersalah seharusnya loe datang dan tunjukin muka loe itu di keluarga Sasa!!" Ujar Rafael. Memang beberapa waktu yang lalu Bisma mengatakan itu pada Rafael. Saat itu Rafael menanyakan bagaimana perasaan Bisma setelah tahu bahwa ada yang mencintainya lebih dari fans.
"Ya udah terserah loe mau ikut atau ngk. Gue gak maksa!!" Rafael pun meninggalkan Bisma yang terdiam.
***
"Raf, Loe mau kemana?" Tanya Reza yang saat itu melihat Rafael keluar dari beskem.
"Gue mau ke rumah sasa!"
"Kerumah sasa? ngapain?" Tanya Dicky yang kebetulan tengah bersama Reza dan disana pun ada Ilham.
"kepo ah, kalau mau tahu mending loe ikut aja gue. Gimana mau gak? Gue sendiri nih. Si Rangga lagi ada urusan."
"gue mau ikut!" ucap Reza dengan cepat.
"loe Dikdong mau ikut gak?" tanya Rafael.
"hmm..." Dicky nampak tengah berfikir.
"ah loe kelamaan Dik mikirnya." protes Rafael.
"loe ikut gak ham?" tanya Reza pada Ilham.
"nggak deh!!" tolak ilham.
"ya udah gue dan Reza pergi dulu." Rafael dan Reza pun memasuki mobil mewah milik Rafael.
"eh gue ikut deh!!" ujar Dicky kemudian, pemuda itu langsung masuk dan duduk di jok belakang mobil Rafael.
***
"acaranya kapan di mulai Lun??" tanya velita. Gadis itu saat ini memang sudah berada di rumah Luna lebih tepatnya di kamar Luna di sana pun ada Kiki.
"mungkin jam 9 inikan baru jam 8.30" ujar Luna.
"oh.."
"eh vi, kamu tadi kok pulang gak bilang-bilang kita sih?" ujar kiki. "iya nih. Kita kan jd nyariin sampe aku ke pisah sama kak kiki huhuhu.." luna pun ikut bersuara.
"hehehe... Maaf ya, tadi aku buru-buru sih."
"hemm.." luna dan kiki mengendus kesal. 'drrtt.. Drrtt' tiba-tiba saja handphone kiki bergetar petanda sebuah sms masuk.
From: Rafael
kiki gue udah di depan rumah loe nih mau masuk kayanya gue malu deh hehe.. Bisa keluar gak loe?
Kiki terkekeh kecil setelah membaca pesan dari rafael.
TO: Rafael.
OK, tunggu ya.
SEND.
"kenapa kak? Kok ketawa sendiri?" tanya luna melihat kakaknya itu tertawa sendiri.
"kita ke bawah yuk?" bukannya menjawab kiki malah mengajak luna dan velita untuk keluar dari kamar luna.
"ogah ah males!!" tolak velita.
"iya, lagian acaranya juga masih lama kali kak." sahut luna.
"ah pada bawel dan rese nih. Ayook ah.." kiki menarik tangan luna dan velita untuk ikut bersamanya.
***
"gak nyangka ya kak rafael sama kak rangga mau datang ke pemakamam nya kak sasa." ujar thessa.
"iya aku makin suka deh sama mereka berdua." sahut Ria.
"tapi kok mereka cuma berdua? Kata kalian berdua mereka ber6." novit pun angkat suara. Saat ini ria, thessa dan novit tengah berada di kamar novit.
"ya emang mereka ada 6 tapi empat lagi gk tahu kemana ada urusan kali." kata ria.
"dan salah satunya dicky-dicky itu kan? Yang kamu katanya cinta mati banget sama dia." goda novit hingga membuat pipi ria bersemu.
"eh liat deh di luar ada kak dicky, kak reza sama kak rafael." ujar thessa tiba-tiba. Kebetulan saat ini thessa tengah berdiri di jendela kamar novit dan melihat rafael, reza dan dicky yang tengah berada di luar.
"yang benar Tes?" tanya ria antusias.
"yang mana sih dicky-dicky itu aku pengen tahu." ucap novit. Gadis itu hendak berjalan kedekat jendela namu ria menarik tangan novit.
"kita ke bawah aja deh." ria berlari kecil menarik tangan novit. Dan novit pun menarik tangan thessa. "eh." ujar thessa.
***
"maaf nunggu lama." ujar kiki yang kini sudah berada di hadapan rafael. Rafael pun tersenyum ke arah gadis itu. Dicky hanya menatap kiki dan luna secara bergantian begitu pun dengan reza, pemuda itu juga menatap luna dan kiki secara bergantian namun seketika reza menatap velita dan memberi senyum pada gadis itu. Velita sendiri menatap sinis ke arah reza dan bersembunyi di belakang luna. Luna merasakan sesuatu yang aneh pada velita, sepertinya velita menahan rasa takut dan emosi. Pasalnya velita memegang kuat tangan luna. Luna mengikuti arah bola mata velita yang menatap reza dengan tajam.
"gak apa-apa. Santei aja Ki." ujar rafael.
RCL.
TBC.
@myannaluna
RCL!!
Cast:
Bisma karisma
Ilham fauzie
Reza anugrah
Rafael Tan
Dicky prasetyo
Rangga moela
Luna
Velita
Kiki
Novit
Ria
Thessa
"Hadapilah apa yang terjadi. Semua takdir sereorang sudah ada yang mengatur! Semuanya punya jalan tersendiri." @MyAnnaluna -
part12
Bisma menatap sendu buku harian Sasa yang ia pegang.
"Bis.." Rafael datang dan duduk di samping Bisma.
"Eh loe Raf. Ada apa?" Tanya Bisma menoleh ke arah Rafael.
"Gak ada apa-apa sih! Gue cuma mau ajak loe. Loe mau ikut gak?"
"Kemana?"
"Kerumah Sasa! malam ini di rumahnya ada tahlilan."
"Buat apa loe kesana Raf?"
"ya gue cuma mau turut berduka cita aja! dan gue ngehargain kiki yang udah ngundang gue buat datang."
"Kiki? siapa dia?"
"Dia kakaknya Sasa. Orangnya baik banget. jadi gimana loe mau ikut gue?"
"nggak!" tolak Bisma.
"Kenapa?"
"Gue gak punya muka buat datang ke sana!"
"Jadi loe ngerasa bersalah?"
Bisma terdiam menunduk.
"Bukannya loe sendiri yang bilang kalau itu takdir! loe sendiri bilang Sasa itu gak berati buat loe! So, kalau loe gak merasa bersalah seharusnya loe datang dan tunjukin muka loe itu di keluarga Sasa!!" Ujar Rafael. Memang beberapa waktu yang lalu Bisma mengatakan itu pada Rafael. Saat itu Rafael menanyakan bagaimana perasaan Bisma setelah tahu bahwa ada yang mencintainya lebih dari fans.
"Ya udah terserah loe mau ikut atau ngk. Gue gak maksa!!" Rafael pun meninggalkan Bisma yang terdiam.
***
"Raf, Loe mau kemana?" Tanya Reza yang saat itu melihat Rafael keluar dari beskem.
"Gue mau ke rumah sasa!"
"Kerumah sasa? ngapain?" Tanya Dicky yang kebetulan tengah bersama Reza dan disana pun ada Ilham.
"kepo ah, kalau mau tahu mending loe ikut aja gue. Gimana mau gak? Gue sendiri nih. Si Rangga lagi ada urusan."
"gue mau ikut!" ucap Reza dengan cepat.
"loe Dikdong mau ikut gak?" tanya Rafael.
"hmm..." Dicky nampak tengah berfikir.
"ah loe kelamaan Dik mikirnya." protes Rafael.
"loe ikut gak ham?" tanya Reza pada Ilham.
"nggak deh!!" tolak ilham.
"ya udah gue dan Reza pergi dulu." Rafael dan Reza pun memasuki mobil mewah milik Rafael.
"eh gue ikut deh!!" ujar Dicky kemudian, pemuda itu langsung masuk dan duduk di jok belakang mobil Rafael.
***
"acaranya kapan di mulai Lun??" tanya velita. Gadis itu saat ini memang sudah berada di rumah Luna lebih tepatnya di kamar Luna di sana pun ada Kiki.
"mungkin jam 9 inikan baru jam 8.30" ujar Luna.
"oh.."
"eh vi, kamu tadi kok pulang gak bilang-bilang kita sih?" ujar kiki. "iya nih. Kita kan jd nyariin sampe aku ke pisah sama kak kiki huhuhu.." luna pun ikut bersuara.
"hehehe... Maaf ya, tadi aku buru-buru sih."
"hemm.." luna dan kiki mengendus kesal. 'drrtt.. Drrtt' tiba-tiba saja handphone kiki bergetar petanda sebuah sms masuk.
From: Rafael
kiki gue udah di depan rumah loe nih mau masuk kayanya gue malu deh hehe.. Bisa keluar gak loe?
Kiki terkekeh kecil setelah membaca pesan dari rafael.
TO: Rafael.
OK, tunggu ya.
SEND.
"kenapa kak? Kok ketawa sendiri?" tanya luna melihat kakaknya itu tertawa sendiri.
"kita ke bawah yuk?" bukannya menjawab kiki malah mengajak luna dan velita untuk keluar dari kamar luna.
"ogah ah males!!" tolak velita.
"iya, lagian acaranya juga masih lama kali kak." sahut luna.
"ah pada bawel dan rese nih. Ayook ah.." kiki menarik tangan luna dan velita untuk ikut bersamanya.
***
"gak nyangka ya kak rafael sama kak rangga mau datang ke pemakamam nya kak sasa." ujar thessa.
"iya aku makin suka deh sama mereka berdua." sahut Ria.
"tapi kok mereka cuma berdua? Kata kalian berdua mereka ber6." novit pun angkat suara. Saat ini ria, thessa dan novit tengah berada di kamar novit.
"ya emang mereka ada 6 tapi empat lagi gk tahu kemana ada urusan kali." kata ria.
"dan salah satunya dicky-dicky itu kan? Yang kamu katanya cinta mati banget sama dia." goda novit hingga membuat pipi ria bersemu.
"eh liat deh di luar ada kak dicky, kak reza sama kak rafael." ujar thessa tiba-tiba. Kebetulan saat ini thessa tengah berdiri di jendela kamar novit dan melihat rafael, reza dan dicky yang tengah berada di luar.
"yang benar Tes?" tanya ria antusias.
"yang mana sih dicky-dicky itu aku pengen tahu." ucap novit. Gadis itu hendak berjalan kedekat jendela namu ria menarik tangan novit.
"kita ke bawah aja deh." ria berlari kecil menarik tangan novit. Dan novit pun menarik tangan thessa. "eh." ujar thessa.
***
"maaf nunggu lama." ujar kiki yang kini sudah berada di hadapan rafael. Rafael pun tersenyum ke arah gadis itu. Dicky hanya menatap kiki dan luna secara bergantian begitu pun dengan reza, pemuda itu juga menatap luna dan kiki secara bergantian namun seketika reza menatap velita dan memberi senyum pada gadis itu. Velita sendiri menatap sinis ke arah reza dan bersembunyi di belakang luna. Luna merasakan sesuatu yang aneh pada velita, sepertinya velita menahan rasa takut dan emosi. Pasalnya velita memegang kuat tangan luna. Luna mengikuti arah bola mata velita yang menatap reza dengan tajam.
"gak apa-apa. Santei aja Ki." ujar rafael.
RCL.
TBC.
@myannaluna
_LOVE IS PAIN_ P12
Ngaret gak? Nggak kan? Simak aja yuks..
RCL!
"jika cinta itu anugrah, maka izinkan lah aku untuk jatuh cinta tanpa harus mengenal kata love is pain!" @Myannaluna.
Part12
"eh enak aja! ini punya aku! aku duluan yang liat itu!!" ujah novit. Tangan novit mau pun tangan pemuda itu sama-sama memegang buku novel itu.
"eh denger ya gue juga udah dari tadi kalee liat nih novel cuma belum gue ambil aja."
"Ya berati ini milik aku dong."
"enak aja! gak bisa gitu dong ini punya gue!!"
"apaan? gak!! gak!! ini punya Aku!!"
"enak aja! gak bisa! ini punya gue!!"
novit dan pemuda itu saling berebutan buku novel itu.
***
"duh.. Kak kiki kemana ya? kok malah jadi kepisah kaya gini sih!" Ujar Luna, gadis itu menjadi bingung sendiri. niatnya ingin mencari velita dan memutuskan untuk berpencar dengan kiki namun luna malah tersesat di mall besar itu.
"aaaah.. kak kiki dimana sih? Aku kan sendirian!" duh, Luna itu seperti anak kecil saja mendumel gak jelas karena terpisah dengan kiki. Mata gadis itu mencari-cari sosok kiki di semua sudut mall sampai akhirnya karena tak memperhatikan jalan Luna menabrak seseorang pemuda. "bbruukk" "aduh.." Ucap pemuda itu.
"aaauuw.." rintih luna. Pantat gadis itu terbentur keras ke lantai. Luna berdiri dan mengusap-ngusap pantatnya itu begitu pun dengan pemuda yang bertabrakan dengan luna, pemuda itu berdiri dan menatap luna dengan tatapan ingin menerkam.
"Punya mata gak sih loe?" Ujar pemuda itu.
"punya nih." dengan polos Luna menunjuk kedua bola matanya. pemuda itu menggelengkan kepalanya.
"masih berfungsi kan matanya? bisa ngeliat kan?"
"bisalah.." entah polos atau apa luna ini, gadis itu begitu terlihat santai menanggapi pemuda itu.
"terus kenapa loe nabrak gue?? kalau punya mata dan matanya masih berfungsi itu di pake jangan cuma di jadiin pajangan doang! ngerti?" Ujar pemuda itu berlalu pergi dari hadapa luna.
"dasar cowok jelek! cowok badut! idung pesek! nyebelinnnn!!" Luna sedikit menggurutu.
"Apa loe bilang??"
"Ouuupss.." Luna menutup mulutnya. Ternyata pemuda itu mendengar semua ucapan luna. Pemuda itu kembali ke hadapan luna.
"Gak apa-apa! emang aku bilang apa?"
"loe itu polos apa pura-pura bego sih?"
"heum.. dua-duanya kali ya."
"Dasar cewek bego!!"cibir pemuda itu.
"What? kamu bilang apa?"
"cewek bego, kenapa?"
Luna menatap pemuda itu dengan sinis baru kali ini ada seseorang yang ngatain luna cewek bego. Mana ada cewek bogo calon dokter? hahaha.
"kamu tuh cowok badut! jelek! pesek! rese! nyebeliiiiinn!!" Ujar luna, gadis itu menginjak kaki pemuda itu kemudian Ia berlalu pergi dari hadapan pemuda itu. "dasar gila! sakit nih kaki gue!" keluh pemuda itu.
***
"ya udah deh novel itu buat kamu aja!!" Akhirnya novit mengalah. Gadis itu menyerahkan novel itu kepada pemuda itu.
"serius ini buat gue?" tanya pemuda itu meyakinkan. Novit mengangguk mantap.
"Makasih ya?"
"Ok, sama."
"Loe ngalah ke gue karena loe fans gue kan?"
"hah.. fans? enak aja. emang kamu siapa pake so-so_an punya fans segala!"
"loe kenal gue kan?"
"kenal? ngk! baru juga sekarang aku liat kamu. emang kamu siapa? anak presiden indonesia atau cucu presiden indonesia? kalau iya kok aku gak tahu ya?"
"whatt? loe gak tahu gue??" tanya pemuda tak percaya. "masa sih loe gak kenal gue?" tanya pemuda itu meyakinkan.
"nggak! Emang loe orang penting apa? Sampe aku harus kenal sama kamu!!" ketus novit.
"udah ah kalau kamu mau buku itu ambil aja deh!!" ujar novit berlalu pergi dari hadapan pemuda itu.
"gila tuh cewek gak kenal sama gue! Gue Dicky Smash kale.. !!" ucap pelan pemuda itu yang ternyata Dicky.
***
langit yang cerah kini telah berubah menjadi galap gulita. Sedari tadi gadis itu hanya memikirkan perkataan reza. Velita, gadis itu membayang kan kejadian tadi siang di mall.
"Gue suka sama loe sejak pertama kali gue liat loe! Dan ntah dari mana rasa cinta itu datang buat loe dari gue." kata-kata reza itu kini terniang-niang di daun telinga velita. Saat reza melepaskan ciuman nya itu, pemuda itu menyatakan perasaan nya ke pada velita lalu pergi begitu saja dari hadapan velita dan velita pun memutuskan untuk pulang.
"dasar cowok berengsek!! Bajingan!! Seenaknya dia cium gue!!" Ucap velita dengan emosinya yang mengebu.
"Aku gak percaya sama ucapan cowok gila itu." lanjutnya. Gadis itu bangkit dari atas ranjangnya.
"mending kerumah luna aja deh! Kan sekarang ada pengajian di rumah luna." velita melangkah kan kakinya keluar kamar. Gadis itu memutuskan untuk berkunjung ke rumah sahabatnya.
***
Dear Bisma..
Aku telah sampai pada puncak. Puncak dimana aku behenti untuk mengharapkan mu, untuk menjadi milik ku. Marah, sebal, kecewa, sakit!! Semua itu sudah ku rasakan! Aku tak pernah menyalah kan cinta walau pada kenyataanya cinta selalu membuat ku tersakiti sampai aku mati. Bisma, jika kau membaca ini apa kah kamu akan membalas cinta ku?? Aku rasa tidak! Makasih untuk luka yang perih ini.
-love sasa-
Bisma, pemuda itu baru saja membaca diary milik sasa.
TBC.
By @myannaluna see u.. Next time
RCL!
"jika cinta itu anugrah, maka izinkan lah aku untuk jatuh cinta tanpa harus mengenal kata love is pain!" @Myannaluna.
Part12
"eh enak aja! ini punya aku! aku duluan yang liat itu!!" ujah novit. Tangan novit mau pun tangan pemuda itu sama-sama memegang buku novel itu.
"eh denger ya gue juga udah dari tadi kalee liat nih novel cuma belum gue ambil aja."
"Ya berati ini milik aku dong."
"enak aja! gak bisa gitu dong ini punya gue!!"
"apaan? gak!! gak!! ini punya Aku!!"
"enak aja! gak bisa! ini punya gue!!"
novit dan pemuda itu saling berebutan buku novel itu.
***
"duh.. Kak kiki kemana ya? kok malah jadi kepisah kaya gini sih!" Ujar Luna, gadis itu menjadi bingung sendiri. niatnya ingin mencari velita dan memutuskan untuk berpencar dengan kiki namun luna malah tersesat di mall besar itu.
"aaaah.. kak kiki dimana sih? Aku kan sendirian!" duh, Luna itu seperti anak kecil saja mendumel gak jelas karena terpisah dengan kiki. Mata gadis itu mencari-cari sosok kiki di semua sudut mall sampai akhirnya karena tak memperhatikan jalan Luna menabrak seseorang pemuda. "bbruukk" "aduh.." Ucap pemuda itu.
"aaauuw.." rintih luna. Pantat gadis itu terbentur keras ke lantai. Luna berdiri dan mengusap-ngusap pantatnya itu begitu pun dengan pemuda yang bertabrakan dengan luna, pemuda itu berdiri dan menatap luna dengan tatapan ingin menerkam.
"Punya mata gak sih loe?" Ujar pemuda itu.
"punya nih." dengan polos Luna menunjuk kedua bola matanya. pemuda itu menggelengkan kepalanya.
"masih berfungsi kan matanya? bisa ngeliat kan?"
"bisalah.." entah polos atau apa luna ini, gadis itu begitu terlihat santai menanggapi pemuda itu.
"terus kenapa loe nabrak gue?? kalau punya mata dan matanya masih berfungsi itu di pake jangan cuma di jadiin pajangan doang! ngerti?" Ujar pemuda itu berlalu pergi dari hadapa luna.
"dasar cowok jelek! cowok badut! idung pesek! nyebelinnnn!!" Luna sedikit menggurutu.
"Apa loe bilang??"
"Ouuupss.." Luna menutup mulutnya. Ternyata pemuda itu mendengar semua ucapan luna. Pemuda itu kembali ke hadapan luna.
"Gak apa-apa! emang aku bilang apa?"
"loe itu polos apa pura-pura bego sih?"
"heum.. dua-duanya kali ya."
"Dasar cewek bego!!"cibir pemuda itu.
"What? kamu bilang apa?"
"cewek bego, kenapa?"
Luna menatap pemuda itu dengan sinis baru kali ini ada seseorang yang ngatain luna cewek bego. Mana ada cewek bogo calon dokter? hahaha.
"kamu tuh cowok badut! jelek! pesek! rese! nyebeliiiiinn!!" Ujar luna, gadis itu menginjak kaki pemuda itu kemudian Ia berlalu pergi dari hadapan pemuda itu. "dasar gila! sakit nih kaki gue!" keluh pemuda itu.
***
"ya udah deh novel itu buat kamu aja!!" Akhirnya novit mengalah. Gadis itu menyerahkan novel itu kepada pemuda itu.
"serius ini buat gue?" tanya pemuda itu meyakinkan. Novit mengangguk mantap.
"Makasih ya?"
"Ok, sama."
"Loe ngalah ke gue karena loe fans gue kan?"
"hah.. fans? enak aja. emang kamu siapa pake so-so_an punya fans segala!"
"loe kenal gue kan?"
"kenal? ngk! baru juga sekarang aku liat kamu. emang kamu siapa? anak presiden indonesia atau cucu presiden indonesia? kalau iya kok aku gak tahu ya?"
"whatt? loe gak tahu gue??" tanya pemuda tak percaya. "masa sih loe gak kenal gue?" tanya pemuda itu meyakinkan.
"nggak! Emang loe orang penting apa? Sampe aku harus kenal sama kamu!!" ketus novit.
"udah ah kalau kamu mau buku itu ambil aja deh!!" ujar novit berlalu pergi dari hadapan pemuda itu.
"gila tuh cewek gak kenal sama gue! Gue Dicky Smash kale.. !!" ucap pelan pemuda itu yang ternyata Dicky.
***
langit yang cerah kini telah berubah menjadi galap gulita. Sedari tadi gadis itu hanya memikirkan perkataan reza. Velita, gadis itu membayang kan kejadian tadi siang di mall.
"Gue suka sama loe sejak pertama kali gue liat loe! Dan ntah dari mana rasa cinta itu datang buat loe dari gue." kata-kata reza itu kini terniang-niang di daun telinga velita. Saat reza melepaskan ciuman nya itu, pemuda itu menyatakan perasaan nya ke pada velita lalu pergi begitu saja dari hadapan velita dan velita pun memutuskan untuk pulang.
"dasar cowok berengsek!! Bajingan!! Seenaknya dia cium gue!!" Ucap velita dengan emosinya yang mengebu.
"Aku gak percaya sama ucapan cowok gila itu." lanjutnya. Gadis itu bangkit dari atas ranjangnya.
"mending kerumah luna aja deh! Kan sekarang ada pengajian di rumah luna." velita melangkah kan kakinya keluar kamar. Gadis itu memutuskan untuk berkunjung ke rumah sahabatnya.
***
Dear Bisma..
Aku telah sampai pada puncak. Puncak dimana aku behenti untuk mengharapkan mu, untuk menjadi milik ku. Marah, sebal, kecewa, sakit!! Semua itu sudah ku rasakan! Aku tak pernah menyalah kan cinta walau pada kenyataanya cinta selalu membuat ku tersakiti sampai aku mati. Bisma, jika kau membaca ini apa kah kamu akan membalas cinta ku?? Aku rasa tidak! Makasih untuk luka yang perih ini.
-love sasa-
Bisma, pemuda itu baru saja membaca diary milik sasa.
TBC.
By @myannaluna see u.. Next time
Langganan:
Postingan (Atom)