Rabu, 23 Juli 2014
halloooo !!!!!
Aku tidak tahu harus memulai cerita ku ini dari mana !?! Ceritanya terlalu rumit aku rasa. Bagaimana dia masuk kedalam kehidupan ku dan bagaimana aku menutupi perasaan ku terhadap dia di hapadan semua orang termasuk sahabat-sahabat ku. Aku tak pernah mengerti, aku tak pernah paham, dan aku tak pernah tahu bagaimana rasa ini hadir untuk dia, bagaimana cinta ini hadir untuk dia, dan bagaimana sayang ini pun hadir untuk dia begitu besar dan tulus.
Sulit untuk aku jelaskan secara detail. Sudah 3 tahun lamanya semenjak kemunculan nya di dunia seleb aku telah jatuh hati padanya sampai detik ini. Aku jatuh hati padanya melebihi dari kata fans. Gila memang namun itu yang terjadi. Hanya berawal dari sebuah percakapan dan khayalan tinggi bersama ke tiga sahabat ku. Kala itu kami berbincang-bincang kecil atas kemunculan boyband yang begitu penomenal di tanah air. Boyband yang terdiri dari 7 orang pemuda yang mempesona namun mereka pun banyak di buly. Kala itu kami ber-4 memilih salah satu dari ke 7 personil boyband itu untuk menjadi idola kami. Hingga akhirnya aku memilih dia, dia yang paling muda di antara member yang lain. Entah mengapa saat pertama kali aku melihat nya di foto, aku langsung jatuh hati pada pandangan pertama. Senyumnya yang manis membuat aku suka dia. Namun bukan hanya sekedar dari senyumnya saja namun hmmmmmmmmm... Entahlah aku tak tahu dan aku tak bisa menjelaskan nya!!
Disini, di blog ini aku akan membuat sebuah pengakuan yang cukup gila !!! Bahkan sangat gila!!!! Percaya gak percaya namun ini lah adanya. Cinta dan rasa sayang ini masih bertahan untuknya walau 4 tahun sudah aku menanti penuh harapan. Entah pada hari dan tanggal apa aku mulai jatuh cinta padanya aku tak ingat yang aku ingat hanya lah tahunnya saja, waktu itu pada pertengahan tahun 2011 dan mungkin kalau gak salah bulan nya, bulan april. Aku mulai jatuh cinta pada pandangan pertama. Cinta yang menurut ku aneh, cinta yang menurut ku mustahil dan cinta yang menurut ku tak biasa.
Salahkah aku mencintainya lebih dari fans?
Salahkah aku ingin memiliki nya ?
Salahkan aku ingin jadi bagian dari hidupnya?
Salahkah aku menyayanginya lebih dari fans?
Salahkah aku___ salahkah ?
Mereka mengatakan bahwa aku itu bodoh!
Mereka mengatakan bahwa aku itu gila!
Mereka mengatakan bahwa aku terlalu banyak berhayal!
Mereka mengatakan itu hanya mimpi belangkang!!!
Mereka mengatakan mimpi ku tak akan jadi nyata!!
Ya, ya, ya, ...... Mereka hanya bisa mengatakan tanpa merasakan bagaimana jadi diri ku! Sejujurnya aku tak ingin mencintai dia sedalam ini, namun entah mengapa keyakinan yang ada dalam diri ku mengatakan bahwa dia adalah jodoh ku, walau aku tak tahu kapan itu terjadi. Cinta ini semakin dalam dan bertambah besar untuknya kala keyakinan ku semakin kuat. Aku tak tahu harus bagaimana bagaimana menyikapi perasaan ku ini !?!
Okey.. Cukup segini pengakuan ku hari ini :')
See yooo next xtime!!!
Love you Mife ♥
Selasa, 22 Juli 2014
=== Sepanjang Hidup === P1
lama gak nongol di blog, rasa nya kangen banget!!!!!!! dan sekarang datang bawa cerita baru selamat membaca ^_^
Story: SEPANJANG HIDUP part 1
Gak tau kenapa pengen banget ngepost cerita baru ini dan pemain nya tetap ada Luna dan Ilham nya karena mereka adalah tokoh favorite saya dan mungkin buat cerita "my life is love" saya tidak akan lanjuti lagi cerita itu karena saya sudah bingung dengan alurnya atau nanti di lain waktu saya akan buat versi barunya cerita ini sedikit ada hubungannya dengan boyband smash. Boyband yang penomenal di tanah air
Happy Reading
Author:
Anna Luna
Cats :
Maulin Aini
Fahri Nafsir Firdaus
Sadewa Mahardikha
Aluna Fauziah
Ilham Fauzie 'smash'
Roffi Taufikul Hakim
And MS
+++++++++++++++++++++++++++++++++
"Aku mencintai mu karena agama mu, jika agama mu hilang maka cinta ku juga akan hilang. Wahai imam ku, aku bukan lah seorang wanita yang sempurna maka dari itu sempurnakan lah aku dengan hadirnya diri mu dalam kehidupan ku. Dari sudut mata ku, kau begitu sempurna dengan segala kekurangan dan kelebihan mu. Sempurna dalam segi agama mu, kekurangan segi dalam materi mu.
Wahai imam ku, aku tidak pernah melihat diri mu dari segi materi mu karena bagi ku materi tidak akan memberi kebahagian yang kekal untuk ku..
Wahai imam ku, percayalah aku melihat mu dari segi agama mu yang akan membawa kebahagian untuk ku yang kekal di surga nanti. Aku hanya ingin kebahagian kita kekal di surga nanti." -Maulin-
"Hadir mu memberi warna dalam hidup ku, aku mencintai mu karena allah. Hadir mu tempat berlindung ku. Cinta ku tumbuh karena Allah yang telah menciptakannya, semua rasa terlahir dari allah. Salahkah aku mencintai mu? Salahkah aku ingin memiliki mu? Salahkah aku ingin berjodoh dengan mu? Mungkin aku terlalu bodoh dalam hal ini. Namun cinta tak pernah salah!! Hanya saja cinta selalu datang kepada orang yang salah." -Aluna-
"Setiap manusia punya rasa cinta yang meski di jaga kesuciannya. Ku ingin kan kau yang punya setia menjadi pendamping hidup ku, ku ingin kan kau yang bisa menjaga kesucian mu di kala aku tak ada. Di jadikannya kau bidadari ku. Selalu berada di samping ku dalam suka mau pun duka. Mencintai ku karena allah." -Fahri-
"Namun ada kala insan yang tak percaya pada cinta. Menuruti hawa nafsu dan godaan syaitan. Aku mengerti cinta dalam agama islam namun seri kali aku melanggar dan menghiraukan peraturan islam. Dalam islam tak ada kata pacaran, melaikan kata ta'arufan yang berlangsung selama tiga bulan lamanya dan jika cocok akan berlangsung pada pernikahan yang saklar. Lalu pacaran setelah menikah itulah hubungan yang allah ridhoi dan restui. Ada kah seseorang yang mencintai ku karena agama ku? Nabi ku? Dan keyakinan ku? Mencintai ku karena allah. Bukan karena siapa aku, bukan karena aku seorang Ilham smash melain kan aku, sebagai Ilham fauzie manusia biasa." -Ilham-
******************************************
"PERTEMUAN PERTAMA" bab1
Sinar menatari pagi selalu menyapa wajah cantiknya dengan indah, dia tersenyum begitu riang kepada nya. Berawal dari sebuah cerita yang sulit untuk di mengerti. Pagi itu, dua orang yang sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMA kelas satu. Maulin dan Aluna. Dua gadis cantik nan manis itu kini sudah lulus dari SMAnya. Dua orang gadis berhijab itu saat ini tengah menunggu surat kelakuan baik untuk memenuhi persyaran melamar berkerja. Kedua gadis itu bukan berasal dari orang kaya yang mempunyai banyak harta atau orang yang bisa melanjutkan pendidikan nya ke perguruan tinggi. Syukur-syukur mereka bisa bersekolah walau sampai SMA saja.
"Aluna, Maulin." Seseorang memanggil mereka, mereka pun menoleh secara bersamaan.
"Ini suratnya." Ujarnya.
"Iya pak terimakasih." Luna mengambil 2 lembar kertas yang di sodorkan oleh orang itu yang tak lain adalah guru nya sebut saja pak Agus.
"Sama-sama. Bapak do'akan semoga kalian sukses dengan kehidupan kalian yang baru." Seru pak Agus.
"Amin." Ucap Maulin tersenyum kecil.
"Kalau begitu kita berdua pamit pak." Aluna meraih tangan pak Agus untuk mencium tangan beliau sebagai tanda menghormati beliau, begitu pun dengan Maulin. Kedua gadis itu pun meninggalkan sekolahnya. Maulin dan Luna berjalan menyusuri jalan raya yang begitu ramai.
"Mau cari kerja kemana?" Tanya Maulin di sela jalan mereka.
"Hmmm.. Entahlah! Mungkin aku akan mencoba melamar ke pabrik." Jawab Luna dengan nada suara yang begitu kecil namun masih terdengar oleh Maulin.
"Apa? Pabrik? Yakin Lun, kamu masuk pabrik?" Maulin menghentikan langkahnya begitu pun dengan Luna, kedua gadis itu saling menatap.
"Aku gak tahu Lin. Aku bingung! Kita tuh cuma lulusan SMA aja. Mau kerja kaya gimana coba? Kerja enak? Kerja apa?" Kata Luna.
"Hmmm.. Kamu benar Lun. Tapi aku gak mau kerja di pabrik!! Kata orang kerja disana tuh bagaikan di neraka!! Kita tuh dijajah."
"Kamu memang benar Lin. Tapi mau bagaimana lagi? Keluarga aku butuh uang. Dan agar aku bisa mendapatkan uang yang besar yah mungkin aku harus masuk pabrik yang kejam itu. Gak ada kerjaan yang enak kok Lin. Semua kerjaan itu capek."
"Ya, ya. Kamu benar Lun. Aku saja bingung sebenarnya harus kerja kemana. Masuk pabrik kayanya aku belum siap deh. Aku belum punya banyak nyali dan mental yang kuat buat masuk tempat kejam itu."
Luna tersenyum kecil. "Aku pun sebenarnya belum cukup banyak nyali dan mental namun keadaan memaksa ku. Ayo semangat!!!! Jangan pernah menyerah dengan keadaan ini."
Maulin pun tersenyum dan merangkul bahu Luna. "Iya semangatttt!!! Tapi kalau kamu masuk pabrik, kamu gak akan bisa pakai baju syar'i kebanggaan kamu lagi dong?"
Luna menatap Maulin dan tersenyum lebih tepatnya tersenyum paksa. "Ya, mungkin aku akan meninggalkan di waktu kerja saja. Tapi percayalah itu semua tak akan merubah ku untuk terus berpakaian sesuai ajaran agama kita Lin. Setidaknya aku tidak minggalkan hijab ku dan memakai baju kurang bahan itu hahaha." Luna terkekeh kecil saat ia harus membayangkan bahwa dirinya harus memakai baju yang minim dan kekurangan bahan.
"Hahahaha. Aku rasa kau akan terlihat buruk bila memakai baju yang seperti itu." Seru Maulin.
"Kau ini. Tapi memang benar sih Lin. Sepertinya aku akan begitu buruk dan terlihat seperti orang bodoh yang dengan murahnya memperlihatkan aurat keindahan tubuh ku pada orang lain yang bukan mahrom nya."
"Yayayaya.. Tentu itu hal bodoh!! Semoga allah selalu melindungi kita dari segala sesuatu yang buruk."
"Amin. Kita jalan lagi yuk?" Ajak Luna. Maulin hanya menganggukan kepalanya dan kedua gadis itu pun melanjutkan langkah mereka yang sempat terhenti.
*****
"Move on woy!!!" Serunya.
"Apaan sih? Loe juga move on tuh. Jangan bisa ngomong itu sama kakak loe sendiri." Balasnya.
"Hehehehe... Belum bisa nih. Di hati gue cuma ada Leni seorang. Walau nyatanya gue udah beberapa kali pacaran sama cewek lain tapi tetap hati gue cuma buat Leni seorang,"
"lebay loe!!"
"Eh.. Kaya loe nggak aja sih bang !?!"
"Hahahaha.. Iya sih. Di hati gue juga cuma ada Thella seorang."
"Oh iya Za, kapan mau balik ke bandung?" Sang adik menatap sang kakak yang di sapanya dengan sebutan Za atau lebih tepatnya M Reza Anugrah.
"Gak tahu. Soalnya syuting beberapa take lagi." Jawab sang kakak, Reza. "Kalau loe mau balik duluan ya balik aja Ham. Kasihan mamah, dia udah kangen banget sama anak-anaknya, loe dan gue. Tapi gue belum bisa balik sekarang." Lanjut Reza pada adiknya yang tak lain adalah Ilham, lebih tapatnya M Ilham Fauzi.
"Ya udah nanti sore gue mau pulang. Karena smash gak ada jadwal dan syuting gue udah kelar jadi gue bisa pulang ke bandung sore ini."
"Okey. Titip salam buat mamah, Fany, dan Papah. Gue kangen banget sama mereka."
"Iya gue sampain tenang aja. Oh ya mau sekalian juga titip sama buat Thella, kalau loe juga kangen dia?"
Reza yang mendengar ucapan Ilham langsung menatap Ilham dengan tajam. Sementara yang di tatap hanya tertawa renyah.
"Sialan loe Am!!! Thella kan gak ada di bandung. Dia itu lagi sama manta loe noh manggung di surabaya."
"Cieee.. Kok loe tahu sih? Ah... Jangan-jangan loe ???"
"Eh... Apa? Jangan ngomong sembarangan! Udah sana katanya mau pulang."
"Jadi ngusir nih?"
"Iya gue ngusir loe!!!"
"Hahahahaha..." Ilham tertawa puas saat melihat expresi wajah Reza yang menurutnya begitu lucu.
*****
Sore ini Luna berniat untuk menemui teman sekolahnya, Dini. Rumah Dini terletak di kawasan suka jadi bandung. Luna berjalan di pinggir tertoar, karena uangnya tak cukup untuk membayar ongkos angkutan umum, Luna memutuskan untuk berjalan. Lagi pula rumah Dini dekat dan sebentar lagi sampai, pikir Luna dalam hati. Luna menatap satu persatu kendaraan yang berlalu lalang melewatinya, sebuah mobil yang menurutnya mewah dan hanya orang kaya lah yang mampu membelinya.
"Kapan aku punya mobil sebagus itu?" Ucapnya dalam hati. Apa-apaan ini? Kenapa wanita itu bertanya seperti ini?
"Aduh.. Lun, kenapa kamu itu ngomong kaya gitu coba? Jangan banyak tingkah deh!! Hulf..." Luna menghebuskan nafas beratnya. Sebuah mobil tiba-tiba memperlambat laju kendaraan nya. Sang pengemudi nampaknya tengah merima telepon di dalam. "Iya Mah. Ilham sebentar lagi sampai rumah kok." Ujarnya kepada sang mamah, mata sang pengemudi tak terlalu fokus sehingga ia hampir saja menabrak Luna yang tengah berjalan. Luna terjatuh di tertoar karena terserempet kecil oleh mobil itu.
"Masyallah." Pengemudi yang ternyata Ilham itu menepikan mobilnya dan keluar dari mobilnya.
"Aaawww..." Luna mengiris kesakitan.
"Duh teh, kalau jalan makanya hati-hati dong!!" Ujar Ilham. What? Apa maksud Ilham? Luna kah yang salah? Luna yang tadinya tertunduk kini menatap wajah Ilham. Luna mengerutkan keningnya, jujur ia terkejut saat melihat wajah Ilham. "Dia kan?" Gumamnya dalam hati namun Luna terlihat biasa saja.
"Punya mata gak sih? Jalan tuh ke pinggir dong!" Ucap Ilham. Luna hanya mengerutkan keningnya, disini ia paham bahwa ternyata orang yang selama ini yang telah menjadi idolanya cukup angkuh.
"Maaf. Namun sepertinya saya sudah berjalan di pinggir saya rasa anda terlalu memet membawa mobilnya.." Luna berbicara dengan lembut, ia berusaha berdiri walau ada rasa sakit di kakinya yang entah apa. Luna menepuk-nepuk bajunya yang terlihat kotor.
"Ya udah. Kamu gak apa-apa?" Tanya nya dengan datar. "Jika ada luka aku akan tanggung jawab." Lanjutnya.
Luna menggeleng. "Tidak. Aku tidak apa-apa."
Ilham menatap Luna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dalam hati Ilham berkata. "Gadis ini terlihat berbeda dari pakaian nya saja dia terlihat istimewah."
"Aah.. Tidak!" Petik Luna, ia hampir saja terjatuh kembali dan Ilham hampir saja menyentuhnya untuk membantunya agar tidak terjatuh namun Luna segera melarangnya. Ilham menyeritkan keningnya. Luna yang mengerti akan arti itu pun langsung meminta maaf.
"Maaf. Aku bukannya tidak menghargai niat baik mu. Namun aku tak ingin kau menyentuh ku karena kau bukan mahrom ku." Ucap Luna tanpa melihat wajah Ilham. "Aku permisi." Perlahan Luna berjalan meninggalkan Ilham dengan rasa sakit di kakinya sepertinya kakinya terkilir. Ilham hanya melihat kepergian Luna, menatap punggung gadis cantik itu yang tertutup dengan kerudung panjangnya.
"Cewek yang aneh. Katanya gak apa-apa tapi jalannya pincang gitu." Gumam Ilham kecil memperhatikan Luna yang berjalan sedikit tertatih.
"Ah bodo deh! Gue mau pulang aja! Mamah udah nungguin gue di rumah." Ilham berlari kecil memasuki mobilnya, pemuda itu melajukan kembali mobilnya namun, tak lama ia terjebak jalanan yang macet tak jauh dari tempat Luna terserempet oleh mobil Ilham dan Ilham pun melihat Luna yang masih berjalan dengan tertatih. Ilham melihat Luna dari kaca spion mobilnya, pemuda itu melihat Luna dengan seksama. "Cewek yang aneh. Gak apa-apa tapi kok jalan nya gitu? Mana mukanya kaya yang biasa aja. Gak marah atau gak terlihat sakit. Dosa gak ya gue udah nyalahin dia gitu aja?" Ujar Ilham berpikir. "Cantik sih. Kayanya dia ta'at banget deh sama agamanya. Pakaian yang dia pake juga islami banget." Kata Ilham lagi. Lampu hijau telah menyala semua kendaraan pun melajukan kendaran nya namun Ilham? Ia malah kembali menepikan mobilnya di pinggir jalan entah apa yang akan ia lakukan. Luna menghentikan langkahnya, ia mengeluarkan handphone hijau china kesayangan nya dari tas hijaunya.
"Wa'alaikum salam. Maaf Din, kayanya aku gak jadi kerumah kamu deh." Ujar Luna.
"Kenapa?" Tanya seseorang di sebrang sana yang tak lain adalah Dini.
"Tadi aku jatuh. Dan kaki aku sakit. Aku gak kuat buat jalan."
"Ya allah. Kok bisa? Sekarang kamu dimana? Biar aku jemput."
"Hmm.. Gak usah. Aku gak mau ngerepotin kamu."
"Gak apa-apa! Gak ngerepotin kok. Biar aku antar pulang juga."
"Nggak Din. Beneran deh aku gak apa-apa dan aku bisa pulang sendiri."
"Yakin? Lalu bagaimana dengan novel yang ku pinjam? Aku sudah selesai membacanya. Bukan kah kau akan menyumbang kan buku-buku itu?"
"Iya-iya. Nanti akan aku bawa semua buku-buku yang sudah tak terpakai lagi di rumah mu itu. Tapi tidak sekarang ya? Kaki ku benar-benar sakit."
"Ya udah deh gak apa-apa. Tapi beneran nih gak mau aku antar?"
"Nggak Din. Makasih. Ya udah ya aku pulang?"
"yakin? Masih ada kan ongkos buat pulangnya?"
"Ih.. Ngeledek ya?"
"Nggak ngeledek Lun. Aku cuma khawatir sama kamu kalau kamu nanti gak bisa pulang bagaimana? Aku gak mau ya kalau di salahin."
"Ya ya.. Aku gak akan kenapa-napa kok!! Udah ya asalamu'alaikum." Luna memutuskan sambungan telepon nya itu. Luna memasukan kembali handphonenya ke dalam tas hijaunya. Ilham memperhatikan Luna dari dalam mobilnya, Sepinya jalanan dari orang-orang terutama dari anak ABG dan remaja membuat Ilham berani keluar dari mobilnya. Ilham rupanya kembali menghampiri Luna, Luna mendesah kesakitan saat kakinya sudah tak kuat untuk berdiri. Luna sedikit membungkukan tubuhnya untuk memegangi kaki kanan nya dan.. 'Duk' perlahan duduk di tempat ia berdiri tadi. "Aaaww.." Desahnya. Ilham berjongkok di hadapan Luna lalu menyentuh kaki kanan Luna yang terbalut kaus kaki cream.
"Hey.." Petik Luna saat melihat tangan itu menyentuhnya. Luna melihat orang itu dan.. "Kamu?"
"Sepertinya ini terkilir." Ucap Ilham kemudian. Luna hanya melihat Ilham dengan mata teduhnya, expresi yang tenang dan lembut. "Sepertinya harus di urut." Tambah Ilham. "Ssssttt.." Luna mendesah kesakitan saat Ilham memegang mata kakinya.
"Sory-sory." Merasa tak enak Ilham pun langsung melepasnya.
"Masih bisa jalan kan?" Tanya Ilham. Luna hanya mengangguk saja. "Ternyata dia masih punya hati." Gumam Luna dalam hati.
"Ayo aku bantu untuk berdiri." Tawar Ilham.
"Tapi___
"Agama mengizinkan untuk seseorang yang bukan mahromnya menyentuhnya bila orang itu tengah terkena busibah."
Untuk yang kedua kalinya Luna mengangguk. Ilham mengulurkan tangan nya pada Luna. Dengan perasaan ragu Luna pun meraih tangan Ilham, tangan pemuda itu begitu lembut Luna rasakan. Ini baru pertama kalinya seorang pemuda menyentuh tangan Luna. Perlahan namun pasti Luna berdiri tegak dan Ilham pun memapah gadis cantik itu.
Nah-nah gimana cerita baru ini? Menarik kah?
Buat yang mau reques boleh inbox fb ini atau mention ke akun twitter ini di @OfOnlystory atau boleh ke akun twitter pribadi saya di @myannaluna insyallah akun twiter saya selalu aktif 24 jam hehehe kalau ada waktu dan kesempatan pasti aku buatin kok
Story: SEPANJANG HIDUP part 1
Gak tau kenapa pengen banget ngepost cerita baru ini dan pemain nya tetap ada Luna dan Ilham nya karena mereka adalah tokoh favorite saya dan mungkin buat cerita "my life is love" saya tidak akan lanjuti lagi cerita itu karena saya sudah bingung dengan alurnya atau nanti di lain waktu saya akan buat versi barunya cerita ini sedikit ada hubungannya dengan boyband smash. Boyband yang penomenal di tanah air
Happy Reading
Author:
Anna Luna
Cats :
Maulin Aini
Fahri Nafsir Firdaus
Sadewa Mahardikha
Aluna Fauziah
Ilham Fauzie 'smash'
Roffi Taufikul Hakim
And MS
++++++++++++++++++++++++++++++
"Aku mencintai mu karena agama mu, jika agama mu hilang maka cinta ku juga akan hilang. Wahai imam ku, aku bukan lah seorang wanita yang sempurna maka dari itu sempurnakan lah aku dengan hadirnya diri mu dalam kehidupan ku. Dari sudut mata ku, kau begitu sempurna dengan segala kekurangan dan kelebihan mu. Sempurna dalam segi agama mu, kekurangan segi dalam materi mu.
Wahai imam ku, aku tidak pernah melihat diri mu dari segi materi mu karena bagi ku materi tidak akan memberi kebahagian yang kekal untuk ku..
Wahai imam ku, percayalah aku melihat mu dari segi agama mu yang akan membawa kebahagian untuk ku yang kekal di surga nanti. Aku hanya ingin kebahagian kita kekal di surga nanti." -Maulin-
"Hadir mu memberi warna dalam hidup ku, aku mencintai mu karena allah. Hadir mu tempat berlindung ku. Cinta ku tumbuh karena Allah yang telah menciptakannya, semua rasa terlahir dari allah. Salahkah aku mencintai mu? Salahkah aku ingin memiliki mu? Salahkah aku ingin berjodoh dengan mu? Mungkin aku terlalu bodoh dalam hal ini. Namun cinta tak pernah salah!! Hanya saja cinta selalu datang kepada orang yang salah." -Aluna-
"Setiap manusia punya rasa cinta yang meski di jaga kesuciannya. Ku ingin kan kau yang punya setia menjadi pendamping hidup ku, ku ingin kan kau yang bisa menjaga kesucian mu di kala aku tak ada. Di jadikannya kau bidadari ku. Selalu berada di samping ku dalam suka mau pun duka. Mencintai ku karena allah." -Fahri-
"Namun ada kala insan yang tak percaya pada cinta. Menuruti hawa nafsu dan godaan syaitan. Aku mengerti cinta dalam agama islam namun seri kali aku melanggar dan menghiraukan peraturan islam. Dalam islam tak ada kata pacaran, melaikan kata ta'arufan yang berlangsung selama tiga bulan lamanya dan jika cocok akan berlangsung pada pernikahan yang saklar. Lalu pacaran setelah menikah itulah hubungan yang allah ridhoi dan restui. Ada kah seseorang yang mencintai ku karena agama ku? Nabi ku? Dan keyakinan ku? Mencintai ku karena allah. Bukan karena siapa aku, bukan karena aku seorang Ilham smash melain kan aku, sebagai Ilham fauzie manusia biasa." -Ilham-
******************************
"PERTEMUAN PERTAMA" bab1
Sinar menatari pagi selalu menyapa wajah cantiknya dengan indah, dia tersenyum begitu riang kepada nya. Berawal dari sebuah cerita yang sulit untuk di mengerti. Pagi itu, dua orang yang sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMA kelas satu. Maulin dan Aluna. Dua gadis cantik nan manis itu kini sudah lulus dari SMAnya. Dua orang gadis berhijab itu saat ini tengah menunggu surat kelakuan baik untuk memenuhi persyaran melamar berkerja. Kedua gadis itu bukan berasal dari orang kaya yang mempunyai banyak harta atau orang yang bisa melanjutkan pendidikan nya ke perguruan tinggi. Syukur-syukur mereka bisa bersekolah walau sampai SMA saja.
"Aluna, Maulin." Seseorang memanggil mereka, mereka pun menoleh secara bersamaan.
"Ini suratnya." Ujarnya.
"Iya pak terimakasih." Luna mengambil 2 lembar kertas yang di sodorkan oleh orang itu yang tak lain adalah guru nya sebut saja pak Agus.
"Sama-sama. Bapak do'akan semoga kalian sukses dengan kehidupan kalian yang baru." Seru pak Agus.
"Amin." Ucap Maulin tersenyum kecil.
"Kalau begitu kita berdua pamit pak." Aluna meraih tangan pak Agus untuk mencium tangan beliau sebagai tanda menghormati beliau, begitu pun dengan Maulin. Kedua gadis itu pun meninggalkan sekolahnya. Maulin dan Luna berjalan menyusuri jalan raya yang begitu ramai.
"Mau cari kerja kemana?" Tanya Maulin di sela jalan mereka.
"Hmmm.. Entahlah! Mungkin aku akan mencoba melamar ke pabrik." Jawab Luna dengan nada suara yang begitu kecil namun masih terdengar oleh Maulin.
"Apa? Pabrik? Yakin Lun, kamu masuk pabrik?" Maulin menghentikan langkahnya begitu pun dengan Luna, kedua gadis itu saling menatap.
"Aku gak tahu Lin. Aku bingung! Kita tuh cuma lulusan SMA aja. Mau kerja kaya gimana coba? Kerja enak? Kerja apa?" Kata Luna.
"Hmmm.. Kamu benar Lun. Tapi aku gak mau kerja di pabrik!! Kata orang kerja disana tuh bagaikan di neraka!! Kita tuh dijajah."
"Kamu memang benar Lin. Tapi mau bagaimana lagi? Keluarga aku butuh uang. Dan agar aku bisa mendapatkan uang yang besar yah mungkin aku harus masuk pabrik yang kejam itu. Gak ada kerjaan yang enak kok Lin. Semua kerjaan itu capek."
"Ya, ya. Kamu benar Lun. Aku saja bingung sebenarnya harus kerja kemana. Masuk pabrik kayanya aku belum siap deh. Aku belum punya banyak nyali dan mental yang kuat buat masuk tempat kejam itu."
Luna tersenyum kecil. "Aku pun sebenarnya belum cukup banyak nyali dan mental namun keadaan memaksa ku. Ayo semangat!!!! Jangan pernah menyerah dengan keadaan ini."
Maulin pun tersenyum dan merangkul bahu Luna. "Iya semangatttt!!! Tapi kalau kamu masuk pabrik, kamu gak akan bisa pakai baju syar'i kebanggaan kamu lagi dong?"
Luna menatap Maulin dan tersenyum lebih tepatnya tersenyum paksa. "Ya, mungkin aku akan meninggalkan di waktu kerja saja. Tapi percayalah itu semua tak akan merubah ku untuk terus berpakaian sesuai ajaran agama kita Lin. Setidaknya aku tidak minggalkan hijab ku dan memakai baju kurang bahan itu hahaha." Luna terkekeh kecil saat ia harus membayangkan bahwa dirinya harus memakai baju yang minim dan kekurangan bahan.
"Hahahaha. Aku rasa kau akan terlihat buruk bila memakai baju yang seperti itu." Seru Maulin.
"Kau ini. Tapi memang benar sih Lin. Sepertinya aku akan begitu buruk dan terlihat seperti orang bodoh yang dengan murahnya memperlihatkan aurat keindahan tubuh ku pada orang lain yang bukan mahrom nya."
"Yayayaya.. Tentu itu hal bodoh!! Semoga allah selalu melindungi kita dari segala sesuatu yang buruk."
"Amin. Kita jalan lagi yuk?" Ajak Luna. Maulin hanya menganggukan kepalanya dan kedua gadis itu pun melanjutkan langkah mereka yang sempat terhenti.
*****
"Move on woy!!!" Serunya.
"Apaan sih? Loe juga move on tuh. Jangan bisa ngomong itu sama kakak loe sendiri." Balasnya.
"Hehehehe... Belum bisa nih. Di hati gue cuma ada Leni seorang. Walau nyatanya gue udah beberapa kali pacaran sama cewek lain tapi tetap hati gue cuma buat Leni seorang,"
"lebay loe!!"
"Eh.. Kaya loe nggak aja sih bang !?!"
"Hahahaha.. Iya sih. Di hati gue juga cuma ada Thella seorang."
"Oh iya Za, kapan mau balik ke bandung?" Sang adik menatap sang kakak yang di sapanya dengan sebutan Za atau lebih tepatnya M Reza Anugrah.
"Gak tahu. Soalnya syuting beberapa take lagi." Jawab sang kakak, Reza. "Kalau loe mau balik duluan ya balik aja Ham. Kasihan mamah, dia udah kangen banget sama anak-anaknya, loe dan gue. Tapi gue belum bisa balik sekarang." Lanjut Reza pada adiknya yang tak lain adalah Ilham, lebih tapatnya M Ilham Fauzi.
"Ya udah nanti sore gue mau pulang. Karena smash gak ada jadwal dan syuting gue udah kelar jadi gue bisa pulang ke bandung sore ini."
"Okey. Titip salam buat mamah, Fany, dan Papah. Gue kangen banget sama mereka."
"Iya gue sampain tenang aja. Oh ya mau sekalian juga titip sama buat Thella, kalau loe juga kangen dia?"
Reza yang mendengar ucapan Ilham langsung menatap Ilham dengan tajam. Sementara yang di tatap hanya tertawa renyah.
"Sialan loe Am!!! Thella kan gak ada di bandung. Dia itu lagi sama manta loe noh manggung di surabaya."
"Cieee.. Kok loe tahu sih? Ah... Jangan-jangan loe ???"
"Eh... Apa? Jangan ngomong sembarangan! Udah sana katanya mau pulang."
"Jadi ngusir nih?"
"Iya gue ngusir loe!!!"
"Hahahahaha..." Ilham tertawa puas saat melihat expresi wajah Reza yang menurutnya begitu lucu.
*****
Sore ini Luna berniat untuk menemui teman sekolahnya, Dini. Rumah Dini terletak di kawasan suka jadi bandung. Luna berjalan di pinggir tertoar, karena uangnya tak cukup untuk membayar ongkos angkutan umum, Luna memutuskan untuk berjalan. Lagi pula rumah Dini dekat dan sebentar lagi sampai, pikir Luna dalam hati. Luna menatap satu persatu kendaraan yang berlalu lalang melewatinya, sebuah mobil yang menurutnya mewah dan hanya orang kaya lah yang mampu membelinya.
"Kapan aku punya mobil sebagus itu?" Ucapnya dalam hati. Apa-apaan ini? Kenapa wanita itu bertanya seperti ini?
"Aduh.. Lun, kenapa kamu itu ngomong kaya gitu coba? Jangan banyak tingkah deh!! Hulf..." Luna menghebuskan nafas beratnya. Sebuah mobil tiba-tiba memperlambat laju kendaraan nya. Sang pengemudi nampaknya tengah merima telepon di dalam. "Iya Mah. Ilham sebentar lagi sampai rumah kok." Ujarnya kepada sang mamah, mata sang pengemudi tak terlalu fokus sehingga ia hampir saja menabrak Luna yang tengah berjalan. Luna terjatuh di tertoar karena terserempet kecil oleh mobil itu.
"Masyallah." Pengemudi yang ternyata Ilham itu menepikan mobilnya dan keluar dari mobilnya.
"Aaawww..." Luna mengiris kesakitan.
"Duh teh, kalau jalan makanya hati-hati dong!!" Ujar Ilham. What? Apa maksud Ilham? Luna kah yang salah? Luna yang tadinya tertunduk kini menatap wajah Ilham. Luna mengerutkan keningnya, jujur ia terkejut saat melihat wajah Ilham. "Dia kan?" Gumamnya dalam hati namun Luna terlihat biasa saja.
"Punya mata gak sih? Jalan tuh ke pinggir dong!" Ucap Ilham. Luna hanya mengerutkan keningnya, disini ia paham bahwa ternyata orang yang selama ini yang telah menjadi idolanya cukup angkuh.
"Maaf. Namun sepertinya saya sudah berjalan di pinggir saya rasa anda terlalu memet membawa mobilnya.." Luna berbicara dengan lembut, ia berusaha berdiri walau ada rasa sakit di kakinya yang entah apa. Luna menepuk-nepuk bajunya yang terlihat kotor.
"Ya udah. Kamu gak apa-apa?" Tanya nya dengan datar. "Jika ada luka aku akan tanggung jawab." Lanjutnya.
Luna menggeleng. "Tidak. Aku tidak apa-apa."
Ilham menatap Luna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dalam hati Ilham berkata. "Gadis ini terlihat berbeda dari pakaian nya saja dia terlihat istimewah."
"Aah.. Tidak!" Petik Luna, ia hampir saja terjatuh kembali dan Ilham hampir saja menyentuhnya untuk membantunya agar tidak terjatuh namun Luna segera melarangnya. Ilham menyeritkan keningnya. Luna yang mengerti akan arti itu pun langsung meminta maaf.
"Maaf. Aku bukannya tidak menghargai niat baik mu. Namun aku tak ingin kau menyentuh ku karena kau bukan mahrom ku." Ucap Luna tanpa melihat wajah Ilham. "Aku permisi." Perlahan Luna berjalan meninggalkan Ilham dengan rasa sakit di kakinya sepertinya kakinya terkilir. Ilham hanya melihat kepergian Luna, menatap punggung gadis cantik itu yang tertutup dengan kerudung panjangnya.
"Cewek yang aneh. Katanya gak apa-apa tapi jalannya pincang gitu." Gumam Ilham kecil memperhatikan Luna yang berjalan sedikit tertatih.
"Ah bodo deh! Gue mau pulang aja! Mamah udah nungguin gue di rumah." Ilham berlari kecil memasuki mobilnya, pemuda itu melajukan kembali mobilnya namun, tak lama ia terjebak jalanan yang macet tak jauh dari tempat Luna terserempet oleh mobil Ilham dan Ilham pun melihat Luna yang masih berjalan dengan tertatih. Ilham melihat Luna dari kaca spion mobilnya, pemuda itu melihat Luna dengan seksama. "Cewek yang aneh. Gak apa-apa tapi kok jalan nya gitu? Mana mukanya kaya yang biasa aja. Gak marah atau gak terlihat sakit. Dosa gak ya gue udah nyalahin dia gitu aja?" Ujar Ilham berpikir. "Cantik sih. Kayanya dia ta'at banget deh sama agamanya. Pakaian yang dia pake juga islami banget." Kata Ilham lagi. Lampu hijau telah menyala semua kendaraan pun melajukan kendaran nya namun Ilham? Ia malah kembali menepikan mobilnya di pinggir jalan entah apa yang akan ia lakukan. Luna menghentikan langkahnya, ia mengeluarkan handphone hijau china kesayangan nya dari tas hijaunya.
"Wa'alaikum salam. Maaf Din, kayanya aku gak jadi kerumah kamu deh." Ujar Luna.
"Kenapa?" Tanya seseorang di sebrang sana yang tak lain adalah Dini.
"Tadi aku jatuh. Dan kaki aku sakit. Aku gak kuat buat jalan."
"Ya allah. Kok bisa? Sekarang kamu dimana? Biar aku jemput."
"Hmm.. Gak usah. Aku gak mau ngerepotin kamu."
"Gak apa-apa! Gak ngerepotin kok. Biar aku antar pulang juga."
"Nggak Din. Beneran deh aku gak apa-apa dan aku bisa pulang sendiri."
"Yakin? Lalu bagaimana dengan novel yang ku pinjam? Aku sudah selesai membacanya. Bukan kah kau akan menyumbang kan buku-buku itu?"
"Iya-iya. Nanti akan aku bawa semua buku-buku yang sudah tak terpakai lagi di rumah mu itu. Tapi tidak sekarang ya? Kaki ku benar-benar sakit."
"Ya udah deh gak apa-apa. Tapi beneran nih gak mau aku antar?"
"Nggak Din. Makasih. Ya udah ya aku pulang?"
"yakin? Masih ada kan ongkos buat pulangnya?"
"Ih.. Ngeledek ya?"
"Nggak ngeledek Lun. Aku cuma khawatir sama kamu kalau kamu nanti gak bisa pulang bagaimana? Aku gak mau ya kalau di salahin."
"Ya ya.. Aku gak akan kenapa-napa kok!! Udah ya asalamu'alaikum." Luna memutuskan sambungan telepon nya itu. Luna memasukan kembali handphonenya ke dalam tas hijaunya. Ilham memperhatikan Luna dari dalam mobilnya, Sepinya jalanan dari orang-orang terutama dari anak ABG dan remaja membuat Ilham berani keluar dari mobilnya. Ilham rupanya kembali menghampiri Luna, Luna mendesah kesakitan saat kakinya sudah tak kuat untuk berdiri. Luna sedikit membungkukan tubuhnya untuk memegangi kaki kanan nya dan.. 'Duk' perlahan duduk di tempat ia berdiri tadi. "Aaaww.." Desahnya. Ilham berjongkok di hadapan Luna lalu menyentuh kaki kanan Luna yang terbalut kaus kaki cream.
"Hey.." Petik Luna saat melihat tangan itu menyentuhnya. Luna melihat orang itu dan.. "Kamu?"
"Sepertinya ini terkilir." Ucap Ilham kemudian. Luna hanya melihat Ilham dengan mata teduhnya, expresi yang tenang dan lembut. "Sepertinya harus di urut." Tambah Ilham. "Ssssttt.." Luna mendesah kesakitan saat Ilham memegang mata kakinya.
"Sory-sory." Merasa tak enak Ilham pun langsung melepasnya.
"Masih bisa jalan kan?" Tanya Ilham. Luna hanya mengangguk saja. "Ternyata dia masih punya hati." Gumam Luna dalam hati.
"Ayo aku bantu untuk berdiri." Tawar Ilham.
"Tapi___
"Agama mengizinkan untuk seseorang yang bukan mahromnya menyentuhnya bila orang itu tengah terkena busibah."
Untuk yang kedua kalinya Luna mengangguk. Ilham mengulurkan tangan nya pada Luna. Dengan perasaan ragu Luna pun meraih tangan Ilham, tangan pemuda itu begitu lembut Luna rasakan. Ini baru pertama kalinya seorang pemuda menyentuh tangan Luna. Perlahan namun pasti Luna berdiri tegak dan Ilham pun memapah gadis cantik itu.
Nah-nah gimana cerita baru ini? Menarik kah?
Buat yang mau reques boleh inbox fb ini atau mention ke akun twitter ini di @OfOnlystory atau boleh ke akun twitter pribadi saya di @myannaluna insyallah akun twiter saya selalu aktif 24 jam hehehe kalau ada waktu dan kesempatan pasti aku buatin kok
Langganan:
Postingan (Atom)