+++Masih adakah kebahagian untuk ku??+++
Dalam tidur aku bermimpin bertemu dengan nya tuhan, memeluknya dan mencium pipinya. Begitu hangat pelukan itu ku rasakan, namun sayang itu hanya sebuah mimpi saja! Aku membuka mata ku, aku terbangaun di tengah malam. Entah mengapa air mata ku menitih begitu saja.
"Aya, kenapa kamu ini? Kamu aneh! Seharusnya kamu sadar Ay!!" Aku bertanya pada diri ku sendiri. Iya, perkenalkan nama ku Ayanata Alina. Kalian boleh memanggil ku Aya. Aku telah jatuh cinta kepada dia. Dia adalah seorang bintang, dia bernama Riam Renaldi, Riam adalah seorang penyanyi solo yang terkenal. Entah mengapa aku bisa jatuh cinta kepadanya. Rasa cinta ini sudah lama aku pendam tapi aku hanya seorang gadis pemimpi saja, aku tidak mungkin dan sangat tidak mungkin aku bisa menjadi kekasihnya, itu adalah hal yang sangat musatahil! Aku selalu bertanya, akan kah dia mencintai ku? Akan kah dia bisa bersama ku? Ada kah kebahagian untuk ku? Adakah cinta untuk ku? Adakah sayang untuk ku? Keluarga, sahabat atau kekasih! Entahlah aku tidak tahu itu hanya tuhan yang tahu semuanya.
***
Sejenak aku terdiam di pagi buta ini. Betapa mirisnya hidup ku ini tuhan! Aku tidak pernah menyesal di lahirkan di keluarga tidak mampu ini. Aku butuh sedikit kebahagian tuhan! Mengingat hidup ku tidak akan lama lagi. Penyakit ini terus menyerang semua organ tubuh ku, aku terdiam karena aku merasakan sakit di tangan ku. Tangan ku tidak bisa di gerakan, bahkan rasanya tangan ku ini mati rasa.
"Oh... Tuhan, aku mohon jangan sekarang!!" Pinta ku dalam hati dengan deraian air mata dari kelopak mata ku.
***
"Mah, Aya minta tas baru, tas Aya sudah rusak dan jelek! Sudah tidak layak pake!" Pinta ku saat aku berada di hadapan Mamah.
"Sudahlah Ay, pake saja yang ada! Punya adik mu saja pake tuh, toh itu masih bagus kan?" Mamah menjawab dengan simpel dan pergi begitu saja dari hadapan ku.
"Mamah.. Aya cuma minta tas baru Mah yang harganya tak seberapa di bandingkan dengan sepatu adik yang mamah belikan kemarin! Padahal sebelumnya mamah membelikan sepatu untuk adik, Aya lebih dahulu meminta tas baru." Lirih ku yang sedikit menitihkan butiran bening. Aku selalu di nomber dua kan oleh keluarga ku. Aku selalu berpikir mereka tidak pernah menyayangi ku! Apa aku terlalu jahat bila berpikir seperti itu?
"Aaaaaah..aaa..aaw.. Sakit sakali kaki ku! Kenapa dengan kaki ini? Rasanya aku tidak sanggup untuk berdiri dan berjalan lagi!!" Ucap ku dalam hati dan aku pun sedikit membungkukan tubuh ku hanya sekedar untuk menyentuh lutut ku yang sakit ini.
"Ayo.. Ay semangat! Kamu gak boleh pergi sebelum kamu mendapatkan kebahagian yang utuh!!" Aku menyemangati diri ku sendiri. Aku mulai berjalan untuk segera berangkat ke sekolah, aku pun tidak lupa menghapus air mata ku.
***
Aku tersenyum saat memasuki ruang kelas ku. Aku melihat sahabat-sahabat ku yaitu Erika, Prita, dan Rasti yang sudah berada di bangkunya masing-masing. Aku menaruh tas ku di atas meja lalu aku duduk di samping Rasti.
"Kenapa dengan kaki mu Ay? Kok jalan nya pincang??" Rasti bertanya mengapa jalan ku pincang ternyata dia memperhatikan ku.
"Kaki aku sakit Ras, kemarin jatuh dari sepedah." Dusta ku tersenyum.
"Ouh, tapi gak apa-apa kan?"
"Iya gak apa-apa kok." Aku tersenyum simpul. Hati ku bertanya-tanya apakah aku tidak akan bisa melihat Rasti lagi? Dia sahabat terbaik yang pernah ku miliki dan aku temui walau dia selalu mengacuhkan ku namun di balik itu semua dia selalu mengerti aku dan perduli pada ku. Erika, Prita tidak menyapa ku, entahlah kenapa mereka tidak menyapa ku. Mungkin mereka masih marah pada ku karena sikap comel dan jailnya aku kepada mereka dan membuat mereka tersinggu atau apalah yang membuat mereka marah kepada ku.
"Please.. Jangan benci aku Erka, Priata!!" Lirih ku di dalam hati.
***
"Aya, kenapa sih kamu itu tidak mau dengar apa kata saya?" Orang yang berjas putih itu berkata kepada ku, dia berada di hadapan ku saat ini.
"Aya tidak mau di rawat om dokter. Karena itu percuma!! Itu gak ada gunanya! Di tambah lagi Aya kan sudah gak punya uang lagi, selama ini Aya hanya mengandalkan uang hasil lomba cerpen Aya dan sekarang Aya sudah tidak mengikuti lomba apa pun." Ucap ku tersenyum. Ya, orang yang berada di hadapan ku adalah seorang dokter sebut saja dia dokter Panji yang menangani penyakit ku. Selama ini dokter panji lah yang selalu membatu ku dalam pengobatan ku. Yap, aku memiliki sebuah penyakit yang mematikan, aku menderita penyakit kanker tulang stadium lanjut! Aku tidak tahu dari mana datangnya penyakit itu, mungkin ini sudah takdir dari tuhan untuk ku. Aku harus menghentikan hoby ku. Hoby menulis Novel, cerpen, cerbung dan cerita lainnya karena penyakit ku ini, tangan ku sudah tak mampu untuk menuliskan debuah cerita. Penyakit ini sudah menyerang semua organ tubuh ku bila tiba waktunya mungkin aku akan lumpuh dan aku harus mengubur cita-cita ku untuk menjadi seorang novelis handal.
"Tapikan saya sudah pernah bilang sama kamu Ay, kalau masalah uang saya yang akan urus semuanya asalkan kamu sembuh!! Saya benar-benar ihklas menolong kamu, saya merasa bangga melihat semangat kamu dan senyum yang selalu terukir indah di wajah kamu Ay."
"Aya sangat berterima kasih sama om dokter. Tapi Aya tidak mau mengikuti terapi dan kemo! Rasanya semuanya percuma saja Aya hanya akan menghabiskan uang om dokter saja! Dan Aya gak mau ikut kemo karena Aya takut dan gak mau rambut Aya rontok om. Biarlah Aya hidup seperti orang sehat, Aya gak mau orang-orang yang Aya sayangi tau tentang hal ini." Ucap ku sembari menitihkan air mata.
"Dan hidup Aya gak akan lama lagi kan om?" Tanya ku kemudian. Aku sudah terisak dalam tangis ku.
"Itu hanya predeksi saya aja Ay! Mungkin kamu akan hidup seribu tahun lagi di banding saya! Maaf kan saya Aya, saya telah gagal menjadi seorang dokter untuk mu." Sesal om panji.
"Tidak om! Anda adalah dokter yang sangat terhebat dan baik bagi Aya. Seharusnya aya yang harus meminta maaf karena sudah merepotkan om dokter." Ucap ku miris. Om panji sangat baik selama ini. Dia sudah menganggap ku sebagai anaknya sendiri.
"Aya, bolehkah saya memeluk mu?" Ucap om panji.
"Dengan senang hati Om, Aya mau." Ucap ku bangkit dari duduk ku. Lalu om panji bengkit dari duduknya dan berjalan mendekati ku, dia memeluk ku seakan kita tidak akan berjumpa lagi, tangisan ku pun pecah di dalam pelukan om panji.
***
Dear mamah,
Dalam hidup Aya, aya gak pernah minta yang aneh-aneh Mah! Aya sadar diri! Aya berasal dari keluarga yang sederhana, aya tidak pernah meminta barang yang mewah. Aya sayang banget sama mamah dan papah. Aya berterima kasih sama kalian yang sudah mau merawat dan membesarkan aya. Aya cuma minta mamah memeluk aya, saat waktu aya sudah tak banyak lagi mah! Aya selalu salah dimata mamah dan papah. Aya hanya ingin di peluk oleh karena berdua sebelum aya pergi. Aya selalu salah di mata kalian, kalian selalu membela adik walau dia salah! Tapi aya senang kok bisa merasakan hidup bersama kalian walau singkat. Aya sayang banget sama mamah dan papah dan juga adik. Aya sayang banget sama mamah.
-love aya-
Dengan hati yang miris aku menulis kan semua isi hati ku pada buku harian ku. Walau tangan ku sakit dan sudah tidak sanggup untuk menulis namun aku paksa. Derai air mata terus membasahi pipi ku dan setetes darah segar mengalir dari hidung ku. Darah segar itu menetes di atas buku harian ku.
"Darah?" Lirih ku menyentuh hidung ku.
"Oh tuhan inikah saatnya aku pergi? Kuat Ay kuat!!"
Ku lanjukan menulis.
Dear sahabat ku,
Maafkanlah semua kesalahan ku yang pernah ku lakukan secara sengaja atau tidak. Kejarlah semua mimpi dan harapan kalian setinggi mungkin. Hidup kalian masih panjang jangan sia-siakan kehidupan kalian itu. Percayalah allah akan memberi jalan terindah kepada setiap umatnya yang bersungguh-sungguh memohon kepadanya dan bersyukur kepadanya. Aku menyayangi kalian sepenuh hati ku. Mungkin aku tidak bisa menemukan sahabat seperti kalian lagi nanti. Semoga kalian selalu bahagia.
-love aya-
Aku juga tidak lupa menuliskan seuntai kata untuk Dika orang yang sangat ku cintai.
Daer Dika,
Tuhan izinkanlah aku bahagia walau sedetik..
Tuhan izinkanlah aku melihatnya dan memeluknya..
Tuhan izinkanlah aku menjadi kekasihnya di surga nanti..
Tuhan izinkanlah aku bersamanya di sisa hidup ku..
Jangan ambil aku tuhan sebelum aku merasakan kebahagian yang belum pernah aku miliki!
Aku hanya ingin di cintai oleh orang yang aku cintai..
Aku ingin di sayangi oleh orang yang aku sayangi..
Tuhan aku mencintainya sampai akhir hayat ku..
Maafkan aku bila aku bersalah dalam cinta ini.
-love aya-
Aku menutup mata ku. Mungkin aku tertidur dalam tidur panjang ku dan tidak akan terbangun lagi. Aku pergi tanpa ada orang yang tahu, mereka tahu saat aku sudah terlelap dalam tidur nyenyak ku. Ternyata tuhan tidak izinkan aku pergi membawa sedikit kebahagian! Cinta ku yang tak sampai, pelukan dari mamah, senyum dari sahabat-sahabat ku. Entah apa yang mereka rasakan ketika aku pergi jauh dan tak akan kembali lagi untuk selamanya! Aku tak tahu itu. Tuhan dan merekalah yang tahu. Dan mungkin ini terbaik untuk ku dari tuhan.
----END----
Sagala hidup itu harus di syukuri, semuanya memang akan mati namun tidak ada salahnya bila kita percaya umur kita akan panjang. Kematian itu hanya rahasia ilhahi, hanya rahasia tuhan, kita hanya bisa menjalaninya dengan beribadah kepadanya dan mengumpulkan sebanyak mungkin amal kita untuk di akherat nanti :D pesan yang aku petik dari cerita di atas itu adalah nikmati sisa hidup mu walau sedetik bersama dengan keluarga mu, sahabat mu dan mungkin orang yang kamu cinta. Itu sangat berati! Dan tidak lupa pada tuhan, dia lah yang tahu mana jalan terbaik untuk kita :D nah apa pesan yang kalian ambil dari kisah di atas ? Komen dong..
By: @myannaluna